Setelah kelahiran anak yang dinanti-nanti, bagi umat Islam rasanya sudah menjadi keharusan untuk melaksanakan ibadah akikah untuk anak. Akan tetapi sebagian lainnya merasa jika akikah merupakan hal sunnah. Lalu bagaimana dalil akikah sebenarnya dalam agama Islam?
Pengertian Akikah
Akikah sendiri diambil dari bahasa arab, yaitu Al qat’u yang memiliki arti memotong. Dimana makna memotong disini memiliki 2 pengertian yang berbeda.
Makna pertama ditujukan sebagai proses memotong rambut anak yang baru lahir. Sedangkan makna kedua memiliki arti melakukan penyembelihan kepada hewan ternak.
Sehingga dalam proses akikah akan dilakukan dua hal ini yaitu menyembelih hewan ternak dan dilanjutkan memotong rambut anak.
Akikah sendiri sudah dilaksanakan dari zaman jahiliah, yang mana hal ini sendiri merupakan anjuran dari Rasulullah SAW. Akikah bisa diibaratkan sebagai bentuk ibadah agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu menjadi bentuk syukur dan bahagian atas kelahiran anak tercinta.
Dalil Akikah Menurut Agama Islam
Dalam Agama Islam sendiri, ada beberapa dalil yang menjelaskan mengenai hukum melaksanakan akikah. Seperti pada hadis Rasulullah yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Tirmidzi dimana berbunyi
Yang artinya: “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa’ no. 1165).
Selain itu, Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy juga menjelaskan jika Rasulullah pernah bersabda
“Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (Shahih Hadits Riwayat Bukhari).
Melihat dari dalil akikah tersebut, para ulama memberikan pendapat jika anak yang tidak dilakukan aqiqah, maka ketika anak tersebut meninggal dunia tidak bisa memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya.
Beberapa ulama mewajibkan aqiqah kepada anak, namun ada sebagian lainnya yang berpendapat jika hukum melaksanakan akikah adalah sunnah muakad. Dimana sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi orang tua yang mampu.
Waktu Terbaik Melaksanakan Aqiqah
Lalu kapankah waktu melaksanakan akikah anak? Seperti tata cara yang sesuai dengan sunnah Rasul. Dijelaskan jika waktu pelaksanaan akikah terbaik adalah ketika hari ketujuh setelah anak lahir. Ini pun telah dijelaskan dalam hadist Rasulullah yang dijelaskan sebelumnya.
Untuk menentukan hari ke-7, telah disebutkan di dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah jika anak lahir pada saat siang hari. Maka hari tersebut merupakan hari pertama anak lahir. Sedangkan jika anak lahir saat malam, maka hari tersebut tidak masuk hitungan hari pertama namun hari berikutnya.
Akan tetapi jika orang tua belum mampu melaksanakan di hari ke-7, maka pelaksanaan akikah anak dapat dilaksanakan ketika hari ke-14 atau hari ke-21 setelah kelahiran anak. Akan tetapi jika pada hari tersebut, orang tua juga belum mampu melaksanakan akikah.
Maka pelaksanaan akikah bisa dilaksanakan ketika orang tua benar-benar sudah mampu. Jadi meskipun anak sudah menginjak usia dewasa, orang tua masih bisa melaksanakan akikah untuk anak.