Aqiqah Al Hilal – Tantrum pada anak sering kali menjadi momen yang menantang bagi orangtua. Meski dimaksudkan sebagai ekspresi kasih sayang, respons yang diberikan orangtua terhadap tantrum anak bisa memperburuk situasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana orangtua dapat mengelola situasi ini dengan lebih efektif.
- Penguatan Perilaku Negatif
Saat anak menangis atau mengamuk dan orangtua segera memberikan perhatian atau hadiah untuk menenangkannya, anak mungkin belajar bahwa perilaku negatif tersebut adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Penguatan seperti ini membuat anak lebih cenderung mengulangi perilaku tersebut di masa depan.
- Kurangnya Pemahaman Komunikasi
Anak-anak yang sering diberikan perhatian saat tantrum mungkin tidak belajar cara mengomunikasikan kebutuhan dan keinginannya dengan cara yang lebih positif. Tantrum menjadi alat utama mereka untuk berkomunikasi, dan ini bisa berdampak buruk pada perkembangan kemampuan sosial dan emosional mereka.
- Inkonsistensi dalam Disiplin
Jika orangtua sering mengubah respons mereka terhadap tantrum anak, misalnya terkadang memberikan perhatian dan di lain waktu mengabaikan, anak akan bingung tentang apa yang diharapkan dari mereka. Inkonsistensi ini dapat memperburuk perilaku tantrum karena anak tidak tahu bagaimana harus bertindak untuk mendapatkan respons yang konsisten.
- Kebiasaan Memanjakan
Terlalu banyak memberi perhatian dan mengabulkan semua permintaan anak dapat membuat mereka menjadi manja. Anak-anak yang selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa perlu usaha tambahan, cenderung lebih sering mengalami tantrum ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka.
- Kurangnya Ketegasan
Orangtua yang tidak tegas dalam menetapkan batasan juga berkontribusi pada frekuensi tantrum. Anak perlu memahami bahwa ada batasan yang jelas dan konsekuensi dari perilaku mereka. Ketidakjelasan dalam aturan dan batasan dapat membuat anak merasa tidak aman dan menyebabkan lebih banyak tantrum.
Cara Mengelola Tantrum dengan Efektif
- Beri Contoh Komunikasi Positif: Ajarkan anak cara menyampaikan perasaannya dengan kata-kata yang tepat.
- Konsisten: Tetapkan dan terapkan aturan serta konsekuensi dengan konsisten.
- Berikan Perhatian yang Tepat: Beri perhatian pada perilaku positif anak, bukan hanya saat mereka menangis atau mengamuk.
- Tentukan Batasan yang Jelas: Pastikan anak memahami batasan yang ada dan mengapa batasan tersebut penting.
- Tetap Tenang: Jaga ketenangan Anda saat menghadapi tantrum anak agar mereka tidak belajar bahwa amukan bisa mempengaruhi emosi Anda.
Dengan memahami dan menerapkan cara-cara ini, semoga Ayah dan Bunda dapat membantu anak mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang lebih baik, serta mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum mereka. Pendekatan yang tepat dapat menjadikan ekspresi kasih sayang orangtua sebagai alat untuk mendidik dan membimbing anak dengan cara yang positif dan konstruktif.
Sumber gambar: health.kompas.com
Penulis : Elis Parwati