Close

Surat Kecil untuk Ibu

Aqiqah Al Hilal – Assalamu’alaikum, Ibu. Aku tahu mungkin ini terlambat karena aku menulis ini bukan pada tanggal 22 Desember lalu yang bertepatan dengan Hari Ibu. Akan tetapi, tak hanya di hari itu saja, bagiku semuanya adalah Hari Ibu.

Aku hanya ingin menyampaikan apa yang seharusnya aku sampaikan setiap harinya kepada Ibu.

Bu, terimakasih, sewaktu kecil dulu, aku disayang. Sayangmu padaku begitu dalam, dalamnya samudera pun sepertinya tak bisa menandingi rasa sayangmu padaku.

Cintamu padaku begitu tulus, sesejuk salju yang selalu menenangkan kegersangan hatiku.

Bu, aku tahu sewaktu aku masih kecil, engkau selalu kurang tidur, sebab aku sering menangis dan membuatmu terbangun di tengah malam ketika orang-orang di luaran sana sedang terlelap tidur. Engkau rela terbangun dari rasa kantukmu hanya untuk menghiburku yang sedang menangis.

Bahkan, hingga aku dewasa pun sepertinya engkau masih kerap kurang tidur karena rasa khawatir ketika aku terlambat pulang.

Bu, aku tahu engkau rela tak memiliki pakaian yang bagus hanya karena ingin membelikan pakaian bagus untukku. Engkau juga rela tidak makan enak asalkan anakmu yang kecil ini bisa selalu makan enak sampai benar-benar kenyang dan tak kekurangan.

Bu, aku tahu engkau rela tak bisa membeli perhiasan, tak bisa untuk sedikit menabung, engkaupun juga kerap meredam keinginanmu yang lainnya hanya karena agar aku bisa sekolah, agar aku mendapatkan pendidikan yang layak.

Bu, meskipun engkau tak pernah mengeluh sedikitpu, tak pernah menceritakannya kepadaku, karena sayangmu begitu tulus untukku.

Akan tetapi, aku tahu bahwa aku mulai menyadari setelah umurku sudah beranjak dewasa, pengorbananmu sungguh luar biasa, Ibu.

Bu, bayi kecil yang dulu engkau timang, engkau rawat, engkau jaga dengan penuh kasih sayang, kini sudah mulai beranjak dewasa, sudah mulai mengenal dunia, meski di mata Ibu, anakmu tetaplah seperti bayi kecil yang dulu.

Bu, maaf, di usia dewasaku ini, aku belum bisa membuatmu bahagia, aku belum bisa membahagiakan dan membanggakanmu.

Bahkan, aku masih sangat butuh Ibu sampai kapanpun, disaat kesedihan melanda, hanya senyuman Ibu lah penawarnya.

Bu, tetaplah di sini, bersamaku, aku berjanji suatu saat nanti akan membuat Ibu bahagia, akan kuukir senyum bahagia di wajah Ibu, seperti yang engkau berikan untukku.

Bu, jangan pergi ya. Aku siap kehilangan segalanya asalkan bukan Ibu. Karena kalau sampai aku kehilangan Ibu, apa yang kumiliki di dunia ini takkan ada artinya lagi kalau Ibu sudah tidak ada.

Aku sayang Ibu, aku cinta Ibu, tetaplah di sini menemani setiap langkahku, sebab aku sangat rapuh tanpamu, Ibu.

*Artikel ini ditulis saat perayaan hari ibu.

Sumber gambar: xamux.com

Penulis: Elis Parwati

Related Posts

Chat Sekarangat
1
Chat Sekarang
Ada yang bisa kami bantu untuk Aqiqahnya..?